Kolaborasi Pulihkan Ekonomi Global, Wapres: Tak Boleh Ada Negara Tertinggal

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyebutkan bahwa Presidensi G20 yang saat ini dipegang Indonesia, dapat menjadi momentum pemulihan ekonomi global. Namun demikian, untuk mewujudkannya diperlukan kolaborasi dan kerjasama dari seluruh negara khususnya yang tergabung dalam keanggotaan G20.

“Negara-negara harus bahu membahu, sehingga tidak ada negara yang tertinggal. Pulih satu, pulih semua,” tegas Wapres saat menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Kerja Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jl. Senen Raya No. 1, Jakarta Pusat, Jumat (10/06/2022).

Hal ini, kata Wapres, tidak hanya relevan dengan tema Presidensi G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger” tetapi juga sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam bahwa harta tidak boleh hanya berputar di kalangan orang kaya saja atau pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati negara besar saja.

“Indonesia perlu berkolaborasi bersama negara-negara anggota G20 agar dunia mendapatkan manfaat jangka panjang pada tiga sektor prioritas, yaitu penguatan arsitektur global, transformasi digital, dan transisi energi,” pinta Wapres.

Adapun kemajuan ketiga sektor prioritas tersebut, sambungnya, hanya dapat diwujudkan apabila seluruh elemen bangsa bersinergi dan mendorong tumbuhnya inovasi.

“Kita harus mampu melahirkan inovasi-inovasi serta gagasan-gagasan baru dan segar untuk memuluskan jalan menuju pemulihan ekonomi global,” ujarnya.

Khusus bagi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Wapres berpesan agar terus menunjukkan bahwa ekonomi Islam adalah sebuah solusi bagi pemulihan ekonomi global yang berkeadilan, yang dapat menyentuh semua lapisan masyarakat.

Terkait hal ini, ia pun memberikan arahan kepada IAEI, pertama agar terus mencetuskan berbagai inovasi baru untuk menguatkan peran lembaga keuangan syariah sebagai garda depan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.

“Kedua, presidensi G20 dapat dimanfaatkan untuk menawarkan ekonomi syariah sebagai solusi bagi pemulihan ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan,” sebutnya.

Adapun yang ketiga, Wapres meminta IAEI untuk semakin memperkuat sinergi antarahli ekonomi Islam dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dan global, maupun pewujudan cita-cita Indonesia menjadi pusat produsen halal terkemuka dunia.

“Saya berharap IAEI terus memberikan kontribusi pemikiran strategis dan implementatif untuk kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat, serta menjadi kontribusi Indonesia di tataran global,” pungkasnya.

Hadir dalam acara ini, Ketua Umum IAEI yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Ketua Umum I IAEI Munifah Syanwani, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Hadiyanto, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata, serta segenap anggota IAEI yang bergabung baik secara luring maupun daring.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Lukman Hakim Siregar, serta Sekretaris Pribadi Wapres Sholahudin Al Aiyub. (rls)